The Role of Farmers in Conserving Incense Cultivation in Hutagurgur Village Humbang Hasundutan District

Main Article Content

Yusni Kristiani
Tawakkal
Saiful

Abstract

One of the important factors determining the sustainability of frankincense production is the participation of farmers in maintaining the industry. In order to preserve frankincense cultivation, farmers play a crucial role. The aim of this study is to identify those characteristics that impact this function and to assess how farmers might best play it. This study uses a descriptive methodology and is qualitative in nature. The researchers used the interview guide to conduct in-depth interviews in order to collect the data. Farmers in Hutagurgur Village mostly play the position of a peasant, but the manager's function is still underdeveloped. Farmers' ability to preserve incense is influenced by a variety of variables, including attitudes, motivation, perceptions, age, social status, and culture. Farmer support is becoming more important in the cultivation of frankincense. The farmers' contribution to raising incense sap output is inversely correlated to their level of motivation. Positive attitudes of farmers strengthen their contribution to the preservation of incense. The performance of incense growers is improved by their strong mutual collaboration. The community's interest in sustaining incense farming is waning as a result of the traditional values that were formerly important to its preservation. The growth of frankincense in the Doloksanggul region, which contains latex of export grade and is highly profitable commercially, offers strong prospects for sustainability

Article Details

How to Cite
Kristiani, Y., Tawakkal, & Saiful. (2023). The Role of Farmers in Conserving Incense Cultivation in Hutagurgur Village Humbang Hasundutan District. TGO Journal of Education, Science and Technology, 1(1), 89–97. https://doi.org/10.56070/tgojest.v1i1.31
Section
Articles

References

Abbas, S. 1995. Sembilan Puluh Tahun Penyuluhan Pertanian Di Indonesia. Gramedia. Jakarta.

Azwar, S, 2013, Sikap Manusia; Teori Dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baron, R. A. Dan D. Byrne. 2004. Psikologi Sosial, Jilid Satu Edisi Kesepuluh (Diterjemahkan Dari Social Psychology, 10th Edition Oleh R. Djuwita). Erlangga, Jakarta.

Bungin, B. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers.

Data Luas Lahan Areal Perkebunan Kemenyan. Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, 2014

Gibson, J.L., Ivanechevich, J.M., and Donelly, J.H., 2011. Organization: Behavior, Structur, and Process, USA: A Tims Mirror Higher Education Group

Jayusman, R.A. Pasaribu, dan W. Sipayung. 1999. Budidaya kemenyan (Sytrax Sp). Konifera. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pematang Siantar. Pematang Siantar

Katz, E. 2002. Pengelolahan Kemenyan Di Dataran Tinggi Batak: Keadaan Sekarang, dalam Guillot, C. (ed), Lobu Tua Se- jarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kartasapoera, AG, 1997, Teknologi Penyuluhan Pertanian, Jakarta: Bina Aksara

Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Gramedia Pustaka.

Koentjaraningrat, 1974, Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kontjaraningrat, 1974, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan, Jakarta.

Mardikanto, Totok, 2010, Sistem Penyuluhan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Bogor: University Press.

Mardikanto, T., 2009 a, Membangun Pertanian Modern, Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Universitas Sebelas Maret.

Mardikanto, T., 2010, Komunikasi Pembangunan, Acuan bagi Akademisi, Praktisi dan Peminat Komunikasi Pembangunan, Surakarta : Program Pasca Study Pemberdayaan Masyarakat, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret.

Sasmuko SA. 1998b. Pengolahan dan Tata Niaga Kemenyan di Sumatera Utara. Makalah Utama Ekspose Hasil Penelitian BPK-PS. Pematang siantar.

Sasmuko SA. 2003. Potensi Pengembangan Kemenyan Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Spesifik Andalan Propinsi Sumatera Utara. Makalah Seminar Nasional Himpunan Alumni – IPB dan HAPKA Fakultas Kehutanan IPB. Wilayah Regional Sumatera. Medan.

Simanungkalit, T.M. 1993. Prospek Kemenyan dengan hasil olahannya Cinnamic Cinamat (Styracin).

Silalahi, Masro, D. 2015. Gerakan Kolektif Masyarakat Adat Batak Toba Memperjuangkan Pengakuan Eksistensi dan Hak-Hak Adat. Studi di Desa Pandumaan dan Sipituhuta, kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara.

Sitompul, M. 2011. Tesis : Kajian pengelolaan hutan kemenyan (Styrax.Sp) Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara.

Soekanto, S. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.

Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif , Kualitatif dan R & D.. Bandung: Alfabeta.

Umstot, D. D., 1984, Understanding Organizational Behavior, St, Paul New York: West Pulishing Company.

Skripsi/Thesis/Disertasi :

Jayusman, 1997a. Kajian Sistem Pemasaran Getah Kemenyan (Styrax Spp). Studi Kasus Di Desa Simasom, Pahae Julu. Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Bullrtin Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar.

Kiajar Rajagukguk. 2005. Analisis Faktor Penyebab Penurunan Intensitas Pengelolaan Hutan Kemenyan. (Studi Kasus: Hutan Kemenyan Di Desa Tangga Batu Barat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa)

Kristiani Yusni, 2016, Analisis Kearifan Lokal Pada Petani Kemenyan Yang Ramah Lingkungan Di Desa Hutagurgur Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara